Thursday 7 November 2013

Malam temaram hanya ada rembulan berjelaga menjebak rindu di kedalaman sana Terasa bernyala-nyala merah ranum terbungkus tubuh dahaga miliknya, Ada bara berkobaran dalam gumulan pikiran mencabik perasaan hingga luruh segala nista dilakukan olehnya, Ada lara menyesak tiba-tiba tatkala rembulan berjelaga menghitam di kejauhan sana Seperti tercungkil sebelah biji mata,perih tersisa cuma terbit samsara pada jiwanya, Ada kebasahan terbit di kelopak mata coba dibendung, tapi tak bisa menganak sungai tak jelas di mana bermuara hingga sedu sedan terendap sendirian Lungkrah tubuh seolah daun berguguran Tiada lagi paras cantik berkilauan hanya tertinggal muram durja, berhingga panpada dirinya, Ada tetembangan nestapa mengalun lancar dari bibir merahnya yang bergincu, tapi sama sekali tak menyimpan ceria Sesekali liriknya perih mengiris telinga apalagi jika dipetikkan nyaring kecapinya pekat sungguh aroma duka seolah rapalan beribu mantera sempurna merajam malamyang dikuasainya, Gulita rembulan berjelaga mengaburkan hasrat masa depan Lalu hendak ke manaia seorang yang tinggal muram semata? Entah, ia tak mampu menjawab Segala rupa serasa berkelindan Separuh jiwa tercuri, dibawa pergi tak tahu ke arah mana mencari Hanya rembulan berjelaga menjawab sendu dalam bisunya,kesunyiannya,hidup dalam jasad lemah sedari pagi hingga malam merebah Tak lagi ingin berharap karena cemas tak tentu datangnya Tak lagi ingin ia berbicara karena lisan terkatup tak bernyawa Tak lagi ingin ia meronta karena sungguh berakhir sia-sia berteman rembulan berjelaga Setia diam memperhatikan, sak sama Separuh hati merindu tak tahu ujungnya Tertarik ulur tak jelas ekornya Nelangsa sungguh,, Sesekali asa Mungkin rembulan berjelaga sudi melipurkan hati yang koyak, merana sedia menyuburkan kembangnya yang layu agar tak lagi terlihat kuyu Mungkin rembulan berjelaga punya jawaban atas keras hati dan kepala nyaIa, Selalu mengelak kenyataan,mengelak dari kesakitan, mendusta pada keadaan,menuduh bukan-bukan,membalikkkan nalar pikiran, menipu diri dan tercampakkan,merindu masa lalu suram,menangisi kehilangan sebentuk cinta kekasih pujaan

Malam temaram hanya ada rembulan
berjelaga menjebak rindu di kedalaman sana
Terasa bernyala-nyala merah ranum
terbungkus tubuh dahaga miliknya,
Ada bara berkobaran  dalam gumulan pikiran
mencabik perasaan
hingga luruh segala nista dilakukan olehnya,
Ada lara menyesak tiba-tiba tatkala
rembulan berjelaga menghitam di kejauhan sana
Seperti tercungkil sebelah biji mata,perih tersisa
cuma terbit samsara pada jiwanya,
Ada kebasahan terbit di kelopak mata coba dibendung,
tapi tak bisa menganak sungai tak jelas di mana bermuara
hingga sedu sedan terendap sendirian
Lungkrah tubuh seolah daun berguguran
Tiada lagi paras cantik berkilauan hanya tertinggal muram durja,
berhingga panpada dirinya,
Ada tetembangan nestapa mengalun lancar dari bibir merahnya
yang bergincu, tapi sama sekali tak menyimpan ceria
Sesekali liriknya perih mengiris telinga
apalagi jika dipetikkan nyaring kecapinya
pekat sungguh aroma duka seolah rapalan beribu
mantera sempurna merajam malamyang dikuasainya,
Gulita rembulan berjelaga mengaburkan hasrat masa depan
Lalu hendak ke manaia seorang yang tinggal muram semata?
Entah, ia tak mampu menjawab
Segala rupa serasa berkelindan Separuh jiwa tercuri,
dibawa pergi tak tahu ke arah mana mencari
Hanya rembulan berjelaga menjawab sendu
dalam bisunya,kesunyiannya,hidup dalam jasad lemah
sedari pagi hingga malam merebah Tak lagi ingin berharap
karena cemas tak tentu datangnya
Tak lagi ingin ia berbicara karena lisan terkatup tak bernyawa
Tak lagi ingin ia meronta karena sungguh berakhir sia-sia
berteman rembulan berjelaga Setia diam memperhatikan,
sak sama Separuh hati merindu tak tahu ujungnya
Tertarik ulur tak jelas ekornya Nelangsa sungguh,,
Sesekali asa Mungkin rembulan berjelaga sudi
melipurkan hati yang koyak,
merana sedia menyuburkan kembangnya
yang layu agar tak lagi terlihat kuyu
Mungkin rembulan berjelaga punya jawaban
atas keras hati dan kepala nyaIa,
Selalu mengelak kenyataan,mengelak dari kesakitan,
mendusta pada keadaan,menuduh
bukan-bukan,membalikkkan nalar pikiran,
menipu diri dan tercampakkan,merindu masa lalu
suram,menangisi kehilangan sebentuk cinta kekasih pujaan

No comments:

Post a Comment