PSHT 1922

Thursday, 7 November 2013

Malam temaram hanya ada rembulan berjelaga menjebak rindu di kedalaman sana Terasa bernyala-nyala merah ranum terbungkus tubuh dahaga miliknya, Ada bara berkobaran dalam gumulan pikiran mencabik perasaan hingga luruh segala nista dilakukan olehnya, Ada lara menyesak tiba-tiba tatkala rembulan berjelaga menghitam di kejauhan sana Seperti tercungkil sebelah biji mata,perih tersisa cuma terbit samsara pada jiwanya, Ada kebasahan terbit di kelopak mata coba dibendung, tapi tak bisa menganak sungai tak jelas di mana bermuara hingga sedu sedan terendap sendirian Lungkrah tubuh seolah daun berguguran Tiada lagi paras cantik berkilauan hanya tertinggal muram durja, berhingga panpada dirinya, Ada tetembangan nestapa mengalun lancar dari bibir merahnya yang bergincu, tapi sama sekali tak menyimpan ceria Sesekali liriknya perih mengiris telinga apalagi jika dipetikkan nyaring kecapinya pekat sungguh aroma duka seolah rapalan beribu mantera sempurna merajam malamyang dikuasainya, Gulita rembulan berjelaga mengaburkan hasrat masa depan Lalu hendak ke manaia seorang yang tinggal muram semata? Entah, ia tak mampu menjawab Segala rupa serasa berkelindan Separuh jiwa tercuri, dibawa pergi tak tahu ke arah mana mencari Hanya rembulan berjelaga menjawab sendu dalam bisunya,kesunyiannya,hidup dalam jasad lemah sedari pagi hingga malam merebah Tak lagi ingin berharap karena cemas tak tentu datangnya Tak lagi ingin ia berbicara karena lisan terkatup tak bernyawa Tak lagi ingin ia meronta karena sungguh berakhir sia-sia berteman rembulan berjelaga Setia diam memperhatikan, sak sama Separuh hati merindu tak tahu ujungnya Tertarik ulur tak jelas ekornya Nelangsa sungguh,, Sesekali asa Mungkin rembulan berjelaga sudi melipurkan hati yang koyak, merana sedia menyuburkan kembangnya yang layu agar tak lagi terlihat kuyu Mungkin rembulan berjelaga punya jawaban atas keras hati dan kepala nyaIa, Selalu mengelak kenyataan,mengelak dari kesakitan, mendusta pada keadaan,menuduh bukan-bukan,membalikkkan nalar pikiran, menipu diri dan tercampakkan,merindu masa lalu suram,menangisi kehilangan sebentuk cinta kekasih pujaan

Malam temaram hanya ada rembulan berjelaga menjebak rindu di kedalaman sana Terasa bernyala-nyala merah ranum terbungkus tubuh dahaga m...